Minggu, 23 September 2007

Syair Ronggowarsito

Naskah Asli dalam Bahasa Jawa

Iki sing dadi tandane zaman kolobendu

01. Lindu ping pitu sedino
02. Lemah bengkah
03. Manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara
04. Pagebluk rupo-rupo
05. Mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati

Zaman kalabendu iku wiwit yen,

01. Wis ana kreto mlaku tampo jaran
02. Tanah jawa kalungan wesi
03. Prau mlaku ing nduwur awang-awang
04. Kali ilang kedunge
05. Pasar ilang kumandange
06. Wong nemoni wolak-walik ing zaman
07. Jaran doyan sambel
08. Wong wadon menganggo lanang

Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sabenere zaman ajur lan bubrahing donya.

01. Mulane akeh bapak lali anak
02. Akeh anak wani ngalawan ibu lan nantang bapak
03. Sedulur pada cidro cinidro
04. Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang kaprawirane
05. Akeh wong lanang ora duwe bojo
06. Akeh wong wadon ora setia karo bojone
07. Akeh ibu pada ngedol anake
08. Akeh wong wadon ngedol awakke
09. Akeh wong ijol bojo
10. Akeh udan salah mongso
11. Akeh prawan tuwo
12. Akeh rondo ngalairake anak
13. Akeh jabang bayi nggoleki bapake
14. Wong wadon ngalamar wong lanang
15. Wong lanang ngasorake, drajate dewe
16. Akeh bocah kowar
17. Rondo murah regane
18. Rondo ajine mung sak sen loro
19. Prawan rong sen loro
20. Dudo pincang payu sangang wong

Zamane zaman edan

01. Wong wadon nunggang jaran
02. Wong lanang lungguh plengki
03. Wong bener tenger-tenger
04. Wong salah bungah-bungah
05. Wong apik ditapik-tampik
06. Wong bejat munggah pangkat
07. Akeh ndandhang diunekake kuntul
08. Wong salah dianggap bener
09. Wong lugu kebelenggu
10. Wong mulyo dikunjara
11. Sing culika mulya, sing jujur kojur
12. Para laku dagang akeh sing keplanggrang
13. Wong main akeh sing ndadi
14. Linak lijo linggo lica, lali anak lali bojo, lali tangga lali konco
15. Duwit lan kringet mug dadi wolak-walik kertu
16. Kertu gede dibukake, ngguyu pating cekakak
17. Ning mulih main kantonge kempes
18. Krugu bojo lan anak nangis ora di rewes

Abote koyo ngopo sa bisa-bisane aja nganti wong kelut,keliring zaman kalabendu iku. Amargo zaman iku bakal sirno lan gantine joiku zaman ratu adil, zaman kamulyan. Mula sing tatag, sing tabah, sing kukuh, jo kepranan ombyak ing zaman Entenana zamanne kamulyan zamaning ratu adil

Terjemahan :

Ini yang menjadi tanda zaman kehancuran

01. Gempa bumi 7 x sehari
02. Tanah pecah merekah
03. Manusia berguguran, banyak yang ditimpa sakit
04. Bencana bermacam-macam
05. Hanya sedikit yang sembuh kebanyakan meninggal

Zaman ini ditandai dengan

01. Sudah ada kereta yang berjalan tanpa kuda
02. Tanah Jawa dikelilingi besi ,maksudnya sudah banyak rel kereta api
03. Perahu berjalan di atas awan melayang layang
04. Sungai kehilangan danaunya
05. Pasar kehilangan keramaiannya
06. Manusia menemukan jaman yang terbolak-balik
07. Kuda doyan makan sambal
08. Orang perempuan mempergunakan busana laki-laki

Zaman kalabendu itu seperti jaman yang menyenangkan, jaman kenikmatan
dunia, tetapi jaman itu sebenarnya jaman kehancuran dan berantakannya dunia

01. Oleh sebab itu banyak bapak lupa sama anaknya
02. Banyak anak yang berani melawan ibu dan menantang bapaknya
03. Sesama saudara saling berkelahi
04. Perempuan kehilangan rasa malunya, Laki-laki kehilangan rasa kejantanannya
05. Banyak Laki laki tidak punya istri
06. Banyak perempuan yang tidak setia pada suaminya
07. Banyak ibu yang menjual anaknya
08. Banyak perempuan yang menjual dirinya
09. Banyak orang yang tukar menukar pasangan
10. Sering terjadi hujan salah musim
11. Banyak Perawan Tua
12. Banyak janda yang melahirkan anak
13. Banyak bayi yang lahir tanpa bapak
14. Perempuan melamar laki-laki
15. Laki-laki merendahkan derajatnya sendiri
16. Banyak anak lahir di luar nikah
17. Janda murah harganya
18. Janda nilainya hanya satu sen untuk dua orang janda
19. Perawan nilainya dua sen untuk dua orang prawan
20. Duda berharga 9 orang perempuan

Zamannya Zaman Gila/Sinting

01. Perempuan menunggang Kuda
02. Laki-laki berpangku tangan
03. Orang yang benar cuma bisa bengong
04. Orang yang melakukan kesalahan berpesta pora
05. Orang Baik di singkirkan
06. Orang Yang kelakuannya bejat malah naik pangkat
07. Banyak komentar yang tidak ada isinya
08. Orang salah diangap benar
09. Orang lugu dibelenggu
10. Orang mulia dipenjara
11. Yang salah mulia, yang jujur hancur
12. Pedagang banyak yang menyeleweng
13. Orang berjudi semakin menjadi
14. Lupa anak dan pasangan, lupa tetangga dan teman
15. Uang dan keringat hanya untuk berjudi
16. Kartu besar dibuka, tertawa terbahak-bahak
17. Tapi waktu pulang main kantongnya kosong
18. Denger anak istri nangis tidak digubris




Senin, 10 September 2007

Krisis Minyak Dunia dan Indonesia

Saat ini dunia sangat bergantung kepada minyak bumi sebagai sumber energi. Namun, minyak bumi ini adalah sumber energi yang tak dapat diperbaharui. Sedikit yang membantah bahwa minyak bumi suatu saat akan habis dan manusia akan terpaksa beralih ke jenis energi lainnya. Yang menjadi masalah kini bukanlah apakah minyak akan habis, tetapi kapan minyak akan habis. Ini adalah yang kita sebut sebagai krisis minyak dunia.


Memperkirakan Hubbert Peak

Cara yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan mulainya krisis minyak adalah Hubbert Peak yang diperkenalkan oleh ahli geofisika M. King Hubbert. Hubbert Peak adalah sebuah model untuk mengestimasi puncak dari produksi minyak dunia.

Pada tahun 1956, Hubbert memprediksikan bahwa produksi minyak di Amerika Serikat akan mencapai puncaknya pada tahun 1970. Dan ternyata puncak tersebut terjadi pada tahun 1971. Menurut Hubbard, cadangan minyak Amerika Serikat akan habis pada akhir abad ke-21.

Pada tahun 1971, Hubbert kembali mencoba untuk memprediksi puncak produksi minyak, kali ini untuk produksi minyak dunia. Menurut beliau, puncak produksi minyak dunia akan terjadi pada tahun 1995-2000. Prediksi ini meleset karena sampai saat ini produksi minyak dunia masih menunjukkan peningkatan. Tetapi ada kemungkinan ini disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dapat menunda peak ini, yaitu: krisis energe 1997, perang teluk, dan resesi pada tahun 1980 dan 1990-an.

Salah satu organisasi yang paling konservatif dalam memprediksi Hubbert Peak adalah the Association for the Study of Peak Oil and Gas (ASPO). Organisasi ini pernah memprediksikan bahwa Hubbert Peak akan terjadi pada tahun 2000, 2002, 2004 dan kini mereka memperkirakan bahwa Hubbert Peak akan terjadi pada tahun 2007. Walaupun akibatnya kini banyak yang tidak mempercayai organisasi ini, perubahan tersebut terjadi karena peningkatan produksi di Rusia serta peningkatan produksi dari sumber-sumber non konvensional seperti pasir minyak.

Freddie Hutter dari Trendlines.ca –salah satu kritikus dari ASPO– berpendapat bahwa Hubbert Peak akan terjadi pada tahun 2010. Freddie Hutter juga melakukan kompilasi beberapa pendapat mengenai kapan Hubbert Peak ini akan terjadi.

Berikut adalah grafik buatan Freddie Hutter yang merupakan kompilasi dari beberapa pendapat tentang Hubbert Peak dari Exxonmobil, OPEC, EIA, IEA, Jean Laherrère, Colin Campbell (ASPO), Total, BP dan Rembrandt Koppelaar.

Peak Oil Prediction

Dapat dilihat bahwa Hubbert Peak diprediksikan akan terjadi paling cepat tahun 2007 (prediksi Colin Campbell dari ASPO) dan paling lama sekitar tahun 2050 (prediksi Exxonmobil, OPEC dan EIA). Namun perlu diperhatikan bahwa pihak-pihak yang memprediksikan bahwa peak masih lama terjadi adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksploitasi minyak bumi.


Puncak Produksi di Indonesia

Di atas adalah perkiraan peak produksi minyak untuk seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan peak di Indonesia? Menurut publikasi BP yang berjudul “Statistical Review of World Energy 2005″, produksi minyak tertinggi Indonesia terjadi pada tahun 1977, dengan rata-rata sebesar 1685 ribu barrel/hari. Setelah itu, produksi minyak Indonesia tidak pernah lagi mencapai angka tersebut. Pada tahun 2004, produksi minyak Indonesia hanyalah sebesar 1126 ribu barrel/hari. Angka ini sudah berada di bawah konsumsi BBM Indonesia yang jumlahnya sebesar 1150 ribu barrel/hari.

Berikut adalah grafik produksi dan konsumsi BBM di Indonesia dari tahun 1965 sampai 2004 berdasarkan data dari BP:

Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia

Menurut BP, cadangan minyak Indonesia yang dapat dibuktikan keberadaannya hanyalah sekitar 4.7 miliar barrel.

Pada tahun 2004, Kelompok Kerja Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Pokja PA-PSDA) dan Koalisi Ornop Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan mengirim sebuah memorandum kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Memorandum ini berjudul “Usulan Kebijakan Energi Untuk Keamanan Pasokan Energi Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”. Memorandum ini mengatakan bahwa minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 15-20 tahun, gas alam dalam waktu 35-40 tahun dan batubara dalam waktu 60-75 tahun.

Sedangkan Presiden SBY sendiri mengatakan bahwa minyak Indonesia akan habis dalam 15 tahun, gas alam dalam 60 tahun dan batubara dalam 150 tahun.


Kesimpulan

Penggunaan sumber daya alam hidrokarbon, terutama bahan bakar minyak perlu direduksi untuk menghindari semakin parahnya krisis energi di masa yang akan datang. Kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober besok menyebabkan banyak sekali reaksi dari masyarakat. Namun sebagian besar reaksi ini memperhitungkan kenaikan harga BBM semata-mata dari sisi makroekonomi saja. Seakan-akan diasumsikan bahwa sumber daya minyak adalah sumber daya alam yang tidak akan pernah habis.

Perlu disadari oleh kita semua bahwa suatu saat BBM akan habis. Kalaupun tidak dirasakan oleh kita sendiri, anak cucu kita yang akan merasakannya. Dengan demikian, semua argumen tentang kenaikan harga BBM tanpa memperhitungkan faktor kelangkaan energi tidaklah lengkap dan perlu mendapat revisi yang menyeluruh.


Di copy dari www.priyadi.net



Jumat, 07 September 2007

Beda MOSLEM dan MUSLIM

Pembaca,banyak yang mengira moslem merupakan terjemahan Muslim dalam bahasa Inggris. Padahal moslem sebetulnya adalah sebutan olok-olok yang merendahkan yang digunakan orang Barat untuk menyebut orang Islam, di samping karena lidah mereka kesulitan mengucap Muslim (Ziauddin Sardar, Mengenal Islam for Beginners, Mizan).

Kalau dicermati, di dalam kamus bahasa Inggris populer terbitan Oxford, Webster, atau Longman sebetulnya juga menyiratkan akan hal itu. Kata moslem dan Muslim memang tercantum di sana. Muslim didefinisikan sebagai followers of Islam, relating to Islam. Sedangkan 'moslem' adalah variant spelling of Muslim.

Entah sudah sejak dulu atau setelah mendapat kritik atau bagaimana, yang jelas koran-koran atau majalah-majalah asing berbahasa Inggris terkemuka semacam Times, Newsweek, dan lain-lain, kini tidak pernah menggunakan 'moslem' dalam tulisan-tulisan mereka yang memberita kan orang Islam. Mereka menggunakan kata 'Muslim'.

Lalu kenapa di Indonesia orang-orang malah dengan bangga menuliskan Moslem Family, Moslem Fashion Available, Moslem is The Best, dan lain-lain? Siapa yang mengajarkan kepada kita dulu bahwa Muslim bahasa Inggrisnya adalah moslem? Mengapa kita bisa sampai menggunakan kosa kata yang bahkan native speaker-nya sendiri tidak lagi menggunakannya?

Tetapi, tak mengapalah terlambat menyadari asalkan tidak mengulangi lagi. Mulai sekarang sebaiknya kita tidak lagi menggunakan moslem kalau berbahasa Inggris, agar tidak dianggap mengolok-olok diri sendiri.

Salam
NY

Rabu, 05 September 2007

THE 10 LAW OF LEADERSHIP

Apa yang membedakan seorang manajer yang memiliki karakter “pemimpin” dengan manajer “biasa” walaupun ia telah mengikuti berbagai macam pelatihan kepemimpinan yang sangat keras? Mengapa ada pemimpin yang seperti ditakdirkan sebagai orang besar, sedangkan ada pemimpin lainnya disalahkan atau menyalahkan diri karena memimpin secara biasa-biasa saja. Jika menurut anda perbedaan tersebut hanya terletak pada “keberuntungan” atau “kesempatan” , pendapat anda tidak sepenuhnya benar.
Hanya sebagian kecil dari pemimpin sukses mencapai keberhasilan besar melalui keberuntungan dan kesempatan. Berdasarkan suatu data statistik, banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail dan merupakan prinsip-prinsip yang telah diujicobakan. Sedangkan manajer “biasa”, tanpa mengecilkan usaha mereka dalam menjalankan sistem kepemimpinan lain yang cukup beragam, pada kenyataannya tidak mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.
Dengan menerima kesepuluh prinsip ini atau paling tidak sebagian besar darinya, kesuksesan berada tak jauh dari anda.
Berikut adalah ringkasan dari 10 hukum kepemimpinan yang telah diterima dan dikembangkan oleh pelaku-pelaku bisnis dengan landasan yang cukup kuat sehingga memungkinkan seorang manajer “biasa” membuat satu lompatan besar menjadi seorang “pemimpin”.
Hukum 1 – Pemimpin memiliki visi.
Visi adalah kunci untuk memahami kepemimpinan. Seorang pemimpin sejati tidak pernah kehilangan kemampuan seperti yang dimiliki anak-anak: berimajinasi/ bermimpi. Dan ini mereka ujudkan dalam bentuk visi; yaitu impian tentang masa depan; atau seperti melihat sebuah lukisan besar yang mana pemimpin itu sendiri ikut melukis suatu bagiannya. Dengan demikian, visi menjadi sebuah tantangan dunia bagi setiap pemimpin untuk membuat jejak langkah di sana, melalui kekuatan ide, kepribadian, nilai-nilai diri, dan harapan. Bagi kepemimpinan dan pengikutnya, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan dan memotivasi orang daripada visi untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. Maka, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk meraih tujuan yang diminati oleh sebagian besar kelompok tersebut. Di lain pihak, tujuan tersebut menguntungkan bagi mereka. Oleh karena itu, visi bersama haruslah menjadi perasaan yang komperehensif tentang posisi, arah, dan cara hidup untuk meraih tujuan, dan apa yang akan dilakukan ketika tujuan itu teraih. Visi seperti api ungun di perkemahan, dimana orang-orang berkumpul mengelilinginya karena cahaya, energi, kehangatan, dan kebersamaan. Meski visi adalah impian, namun visi harus fokus dan khas. Visi yang terlalu luas akan membuat pemimpin seolah-olah berada di awang-awang dan kehilangan keberanian untuk mencoba. Visi anda harus berpijak pada kenyataan sehingga tujuan bisa diraih dengan sukses dan tidak mematahkan semangat anda dan orang-orang di sekitar anda.
Hukum 2 – Pemimpin memiliki disiplin.
Di dunia ini berlaku hukum tak tertulis, apakah kita akan mendisiplinkan diri sendiri atau yang akan didisiplinkan oleh orang lain. Keberhasilan yang berlangsung terus menerus tidak bisa diraih tanpa disiplin, ketekunan, dan usaha. Disiplin merupakan mandat bagi pemimpin untuk meraih tujuan dan visi-visinya. Salah satu kesalahan besar generasi kita adalah tidak terlalu menghargai pentingnya kedisiplinan. Banyak orang terpengaruh oleh budaya superfisial yang cenderung menolak segala bentuk pengekangan, dan mengikuti dorongan alami diri kita untuk bersikap santai. Kita dengan mudah melupakan fakta bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak mungkin diraih tanpa disiplin. Sangat sering terjadi seorang pemimpin meraih sukses pada tingkat tertentu, dan kemudian berhenti dan kehilangan semangat bertarung. Mereka harus kembali pada titik start mereka. Ini dikarenakan mereka kehilangan milik mereka yang berharga, yaitu, kedisiplinan diri.
Hukum 3 – Pemimpin memiliki kebijaksanaan.
Pengetahuan dapat diingat, sedangkan kebijaksanaan menembus batas-batas fisik. Kebijaksanaan adalah sesuatu yang memudahkan kita untuk menggunakan pengetahuan secara benar. Kita hidup di jaman ledakan pengetahuan. Berbagai studi memperlihatkan bahwa setengah dari pengetahuan manusia telah ditemukan satu dekade yang lalu dan seterusnya. Lebih lanjut, pengetahuan kita akan berlipat ganda pada dekade terakhir. Pemimpin yang efektif selalu mengembangkan pengetahuannya dengan membaca.Mereka mengumpulkan fakta yang diperlukan sehingga tidak terbatasi dirinya dalam mengambil keputusan. Dengan berpengetahuan, seorang pemimpin tidak takut, ragu-ragu, atau khawatir dalam menyelesaikan pekerjaan, dan terbatu untuk mengatasi banyak masalah, sekaligus merupakan alat untuk berproses. Kebijaksanaan adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat. Seorang pemimpin yang efektif memiliki penglihatan kebijaksanaan bukan dari matanya, namun dari dalam dirinya. Kebijaksanaan menuntun diri seorang pemimpin untuk mengenali suatu masalah terlebih dahulu sebelum masalah itu terlanjur menjadi besar.
Hukum 4 – Pemimpin memiliki keberanian.
Keberanian seringkali diungkapkan dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang menyatakannya dalam istilah: kegagahan, kepahlawanan, kecerdikan. Tetapi apapun namanya, keberanian tidak pernah dapat didefinisikan. Keberanian adalah suatu jalan untuk mengekspresikan kekuatan di dalam diri kita, inti dari pikiran kita untuk melawan semua keganjilan, peneguhan bagi kita untuk tetap bertahan pada posisi tersebut. Tingginya gunung Himalaya menantang keberanian seorang pendaki. Kesulitan pekerjaan memotivasi seorang pemimpin, dan kebutuhan akan bersaing memberikan inspirasi bagi pemimpin. Kepemimpinan sejati adalah mengatakan “ya” untuk hidup, tidak menghindar ketika tugas memanggil. Keberanian adalah bertindak dalam ketakutan, bukan tanpa ketakutan. Keberanian adalah melakukan hal yang ditakutkan. Jika anda melakukan sesuatu tanpa takut, itu bukan keberanian. Kepemimpinan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian. Memiliki keberanian berarti melakukan sesuatu yang diyakini benar, dan bersedia menanggung segala resikonya. Ada beberapa alasan untuk menciptakan keberanian: pemimpin sejati ingin hidup untuk sebuah alasan yang benar dan luhur. Pemimpin sejati sadar bahwa orang memperhitungkan mereka, organisasi dan tim mereka, bahkan keluarga mereka. Pemimpin sejati selalu menjaga visinya menyala dalam dirinya. Inilah yang menumbuhkan keberanian.

Hukum 5 – Pemimpin memiliki Kebersahajaan.

Kebersahajaan adalah karakter yang penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Kebanyakan orang hanya memikirkan dirinya sendiri dan mengingkari bahwa keberhasilan yang mereka raih tak terlepas dari usaha orang lain. Kebersahajaan menghargai usaha-usaha orang lain. Itu pula mengapa kebersahajaan selalu dihargai orang lain pula. Kebersajahaan adalah sikap untuk tidak berpusat pada diri sendiri. Banyak frustasi, penderitaan, dan ketidakbahagiaan melanda seseorang karena mereka menjadikan diri mereka sebagai pusat kehidupan mereka. Mereka menuntut orang lain menghargai mereka dan menjadikannya sebagai motivasi hidup. Itu membuat hidup mereka sendiri di luar fokus.
Salah satu bukti kebesaran seorang pemimpin adalah semangat rendah hati. Seseorang yang rendah hati tidak dapat dijatuhkan atau dipuji setinggi langit. Mereka tidak akan mengambil sikap yang berbeda untuk menghadapi situasi-situasi yang berbeda seperti itu. Mereka mengerti apa yang harusdilakukan dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, namun mereka tidak mengharapkan penghargaan untuk setiap perolehan yang mereka capai. Pemimpin yang bersahaja tidak memperdulikan siapa yang menghargai mereka. Bahkan mereka akan memberikan penghargaan mereka pada siapa pun tak peduli siapa yang melakukan pekerjaan baik itu. Sedangkan pemimpin yang tidak bersahaja, tidak bersikap rendah hati, menginginkan lebih banyak penghargaan. Bagi orang semacam ini penghargaan merupakan jaminan bagi nilai diri mereka. Memang secara alami, pemimpin cenderung bersikap arogan. Namun percayalah setiap orang selalu menilai diri kita. Kita selalu berada di dalam perubahan yang berlangsung terus-menerus, oleh karena itu pemimpin perlu menilai diri mereka secara terus-menerus pula.

Hukum 6 – Pemimpin adalah pembuat keputusan.

Seorang pemimpin adalah orang yang melakukan tindakan. Dan, untuk itu ia harus menguasai seni membuat keputusan. Pemimpin yang efektif bekerja secara konstan untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Ada beberapa pedoman yang mereka pegang dalam mengambil keputusan.
  • Pertama, mereka menjernihkan masalahnya terlebih dahulu. Mereka mengupas masalah hingga menjadi sederhana.
  • Kedua, mereka mengumpulkan fakta. Mereka tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum mengumpulkan cukup fakta. Pemimpin yang baik membuat keputusan dengan cepat, oleh karena itu mereka harus memiliki fakta sebanyak mungkin. Mereka tidak mengandalkan asumsi. Bila masalah telah jernih dan fakta terkumpulkan, maka keputusan akan datang dengan sendirinya.
  • Ketiga, mereka menghindari situasi yang menekan. Mereka tidak suka mengambil keputusan yang singkat. Cepat bukan berarti singkat. Oleh karena itu sekali membuat keputusan mereka tidak mudah untuk mengubah-ubahnya.
  • Keempat, mereka memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Bagi mereka resiko bukan hanya sesuatu yang buruk, namun mungkin juga sesuatu yang baik. Oleh karena itumereka memperhitungkan nilai sebuah resiko.
  • Kelima, mereka mempertimbangkan bagaimana keputusan yang mereka buat bisa mempengaruhi semua orang yang terlibat. Itu berarti mereka harus mengusahakan pemikiran dari anggota tim mereka.
  • Keenam, mereka memikirkan dampak dari keputusan mereka hingga lima tahun ke muka, atau bahkan sepuluh tahun ke depan.
  • Terakhir, mereka mempertanyakan apakah keputusan mereka legal atau tidak, bermoral atau tidak, etis atau tidak. Apakah keputusan itumembuat hati menjadi damai atau tidak.

Hukum 7 – Pemimpin mengembangkan persahabatan.

Pemimpin sejati tahu bahwa hidup ini selalu tergantung pada semangat dan bantuan orang lain. Tak ada seorang pun mampu melakukan semuanya sendiri. Mereka berupaya dengan sungguh-sungguh membangun persahabatan. Mereka menghargai teman. Bagi mereka, teman adalah pulau dimana mereka menemukan rasa aman, dan komunikasi dapat dilakukan tanpa suara. Namun demikian, pemimpin sejati tidak memanfaatkan teman demi kepentingan mereka sendiri. Persahabatan selalu dibangun di atas penghargaan yang setara. Untuk mendapatkan teman, pemimpin tidak berusaha membuat orang lain tertarik pada mereka, namun mereka menumbuhkan minat pada orang lain. Mereka memilih teman bukan dari apa yang dimiliki, melainkan dari siapa teman-teman mereka. Mereka pun mampu menghargai keberhasilan teman tanpa ada rasa iri dan cemburu.

Hukum 8 – Pemimpin itu melatih dan berdiplomasi.

Pemimpin yang sukses berusaha membantu orang lain sukses dalam pekerjaannya. Mereka senantiasa melatih bawahannya untuk bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Mereka mendorong orang lain mampu meraih tujuannya. Ini membuat orang-orang merasa nyaman dengan diri dan pekerjaan mereka. Kepemimpinan itu bukan sekedar mengetahui arah perjalanan pemimpin, melainkan juga bagaimana bisa bekerja dengan orang lain secara efektif. Dalam bekerja dengan orang lain, seorang pemimpin membutuhkan kehangatan, antusiasme, dan sesitivitas. Ini semua akan menumbuhkan loyalitas dari orang-orang. Membangun loyalitas semacam ini membutuhkan waktu yang lama. Loyalitas hanya diberikan oleh orang-orang pada pemimpinnya hanya bila mereka berpikir bahwa pemimpin itu cukup bernilai untuk mendapatkannya. Seorang bijak mengatakan, apa yang kita lakukan untuk diri kita sendiri akan mati bersama kita. Sedangkan apa yang kita lakukan untuk orang lain akan diingat oleh dunia dan abadi.
Hukum 9 – Pemimpin mengembangkan kemampuan eksekutif.
Para pemimpin yang sukses tahu bahwa mengembangkan ketrampilan kepemimpinan adalah usaha sepanjang hidup. Sebuah studi membuktikan bahwa hal yang membedakan seorang pemimpin dengan pengikutnya adalah bahwa para pemimpin mempunyai kapasitas untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan mereka. Studi itu menemukan bahwa seorang pemimpin adalah juga seorang pelajar. Orang yang sukses adalah mereka yang punya disiplin untuk mengembangkan diri mereka. Mereka tidak statis. Mereka memiliki keberanian untuk menemukan hasil-hasil dalam jangka pendek. Bahkan mereka menyadari bahwa menjadi pemimpin adalah sesuatu dan proses yang harus terus-menerus dipelajari. Namun demikian, pemimpin mengembangkan gayanya sendiri. Ini dikarenakan mereka mempunyai visi dan tujuannya sendiri.
Ada beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan eksekutif.
  • Pertama, pelajarilah tehnik-tehnik pemimpin yang sukses. Perhatikan bagaimana mereka mengartikulasikan visi dan memberikan inspirasi bagi orang lain.
  • Kedua, capailah keseimbangan hidup. Segala sesuatu ini adalah bagian dari hidup, karenanya lalui dengan penuh keseimbangan.
  • Ketiga, jagalah kepercayaan diri.Ada saat-saat dimana seorang pemimpin meragukan diri mereka sendiri, namun pemimpin yang berhasil selalu menjaga kepercayaan diri mereka. Keempat, asahlah kreativitas. Selalulah bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita bisa melakukan hal yang lebih baik.
  • Terakhir, motivasilah diri sendiri. Ini adalah kunci keberhasilan. Pemimpin selalu memotivasi diri untuk membuat tindakan positif dan berorientasi pada tujuan.

Hukum 10 – Pemimpin memiliki kekuatan inspiratif.

Beda seorang pemimpin yang sukses dengan pemimpin lainnya, adalah kemampuan untuk membangkitkan inspirasi bagi anak buahnya. Kunci menumbuhkan inspirasi adalah dengan bersikap antusias. Antusiasme selalu menarik perhatian orang lain dan menjaring pengikut, serta menciptakan kesenangan. Karenanya, pemimpin selalu adalah orang-orang yang antusias. Antusiasme ditunjukkan melalui usaha keras, tidak menyerah sampai meraih sukses, dan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan. Dalam upaya menumbuhkan inspirasi bagi pengikut, pemimpin bertidak sebagai figur yang diteladani. Namun, jangan campuradukkan kepemimpinan dengan keinginan untuk dihormati. Kepemimpinan justru menarik orang untuk membuat komitmen yang paling tinggi dan memungkinkan mereka untuk bersaing.
Nah, pertanyaannya, maukah kita membaca, memahami, menghayati, mengamalkan dan menjalankannya?

Selasa, 04 September 2007

Uang dan Peradaban

Pembaca, saat pertama kali saya berkenalan dengan uang - tepatnya kira-kira usia +/- 5 tahunan - adalah sangat heran bahwa dengan memberikan segenggam benda aneh kepada seseorang, saya mendapatkan barang yang saya inginkan. Berdasarkan peristiwa tersebut, seiring dengan bertambahnya usia saya, makin menjadi keinginan untuk memiliki uang dengan sebanyak-banyaknya. Berbagai cara saya usahakan untuk mendapatkan, meminta, mengoleksi bahkan merampas uang untuk menjadi milik saya pun saya lakukan. Saat saku atau dompet kecil saya penuh berisi uang, saya merasa bahwa saya bisa mendapatkan atau memiliki apa saja yang saya inginkan. Berbagai perasaan senang, riang bahkan jumawa pun seringkali terlintas saat berlimpahnya uang dalam kantong saya. Dengan uang pun saya merasa bahwa saya dapat membahagiakan orang-orang yang saya rasakan kurang beekemampuan.

Singkatnya, saya bisa membeli segala perasaan bahagia dan senang dengan uang.

Sebaliknya, seiring menipisnya jumlah uang yang saya miliki demikian juga dengan perasaan saya. Mudah marah, uring-uringan bahkan cenderung malas melakukan aktivitas. Luar biasa hebatnya efek uang dalam psikologi saya saat itu.

Hal itu akhirnya membuat saya berkesimpulan bahwa saya harus memiliki uang dalam jumlah yang sangat banyak dan dengan berbagai cara.

Berbagai usaha mendapatkan uang menjadikan saya tertarik untuk mengejar pengetahuan tentang ilmu uang dan segala tetek bengeknya. Mulai dari sistem kurs, uang sebagai devisa, tata niaga uang, sistem mata uang mengambang dan segala macam kembangan dari ilmu tentang uang, baik yang micro maupun yang macro.

Hal yang utama tentang uang yang saya simpulkan adalah tentang resep keuangan dan sistem uang yang makin berubah menjadi dari sebuat alat tukar menjadi "barang dagangan" itu sendiri.

Menurut saya ini sudah kebablasan. Bagaimana mungkin sebuah alat penilai tukar barang di jadikan sebagai barang itu sendiri?? Menurut saya, hal ini sangat tidak sesuai dengan fungsi awal dan roh dari suatu sistem alat penilai tukar-menukar barang itu sendiri. Dimana nilai tukar barang tersebut -uang- banyak sekali digandoli dengan berbagai indikasi dan faktor yang akhirnya hanya akan menguntungkan 'salah satu pihak tertentu'. Dengan begitu hilanglah sudah fungsi uang sebagai alat PENILAI ALAT TUKAR. Saat ini uang adalah sarana pihak-pihak tertentu yang hanya ingin memuaskan dahaga akan kekayaan materi saja. Hilanglah roh dan jiwa uang sebagai alat pengukur keadilan transaksi satu pihak ke pihak lain.

Sekedar ulasan tentang uang, artikel ini layak di baca dan diresapi:

Tentang uang, kita jadi gamang. Malu-malu kucing. Cinta-cinta benci. Tak ada orang mau disebut rakus akan uang, meski di brankasnya tidur nyenyak atau meringkuk miliaran, atau bahkkan trilyunan dolllar, atau Euro.

Orang bisa tertawa bahagia karena uang. Tidak kurang-kurang jumlah orang yang wajahnya jadi gelap gulita sepanjang usia, gara-gara uang. Uang bisa membuat orang marah, pusing, atau lega. Bisa membuat orang bersiul, berteman, berantem, atau saling mencurigai. Di kalangan bawah, uang bisa membuat mereka jadi orang amat sabar, jadi teroris, pengemis, atau menjadi orang mudah heran. Di kalangan tengah dan atas, uang bisa membuat mereka menjadi penderma sejati (sedikit ) atau menjadi pembohong (banyak).

Jadi, apa sejatinya uang? Mungkin kita bingung menjawabnya. Paling banter, kita hanya bisa menjawab kata-kata padanannya. Arto. Yatra. Duit. Fulus. Geld. Money. Dan seterusnya. Yang jelas, kalau mau jujur, kita sibuk begini atau begitu dengan seribu satu alasan itu, kadang-kadang ujungnya ya cuma sekedar mencari uang. Tak ada yang keliru di sini. Cari uang jadi keliru, ketika uang akhirnya jadi segalanya. Jadi dewa. Jadi Tuhan. Jadi Yang Mahakuasa. Dan agaknya, hal macam inilah yang saat ini kita hidupi. Meski mungkin tanpa kita mengerti. Tidak mengerti tidak apa-apa. Asal masih bisa merasa. Nah, sejenak mari kita rasakan, bagaimana uang bisa merangkak dan akhirnya menjadi "Tuhan".

Uang hadir di mana-mana. Juga menyengat otak kita! Ia menyergap tiap sudut kehidupan. Dewasa ini ia bukan cuma hadir, bahkan menjajah. Penjajahannya kian luas dan dahsyat sehingga menjadi "Tuhan". Ini bukan ibarat, tapi nyata. Uang betul-betul jadi Mahakuasa yang Nyata. Juga, ini tak bersangkutpaut dengan tercetaknya kata Tuhan dalam mata uang, misalnya dolar. Sebab, maksud yang sebenarnya mengingatkan tiap pemegang uang akan Tuhan, rupanya telah gagal. Bukannya orang makin ingat Tuhan. Uang justru menjadi "Tuhan" yang lain. O, kekeliruan peradaban yang dahsyat!

Maka, perlu digugat!

Kita gugat hubungan uang dengan Tuhan. Yang paling menonjol dalam perkara mempertuhankan uang, adalah dalam mekanisme ekonomi. Dewasa ini, mekanisme ekonomi itu telah mengental dan tinggal menjadi sebuah kata: globalisasi. Jadi, globalisasi yang disambut riuh di seluruh jagat itu, hakikatnya cuma mempertuhankan uang di atas manusia dan peradaban!

Kesimpulan di atas tentu saja tidak semudah rumusan akhirnya. Ia telah melalui penelusuran panjang. Beradab-abad. Ziarah mekanisme ekonomi tsb panjang merangkum filsafat, teologi, aneka bidang keilmuan, sejarah, budaya, politik dan seterusnya yang ujungnya melahirkan garis-garis politik. Lalu lahir kiprah ekonomi, puncaknya uang, yang berdampak luas menentukan sifat dan perilaku manusia.

Perilaku manusia akibat dijajah uang begitu mencolok. Ini tampak dalam 1001 laku baik dan buruk, yang dasar dan tujuan akhirnya ialah uang. Gejala laku baik ialah orang bekerja cari nafkah yang melahirkan aneka macam pekerjaan. Gejala laku buruk lebih rumit. Ini berupa laku dan atau profesi yang menyimpang. Contohnya banyaak. Demi uang orang jadi maling dan segala ikutannya semacam garong, todong, kolusi, korupsi, manipulasi, kongkalikong dan lain-lain. Juga, demi uang orang membunuh. Ngemplang hutang. Mengangkangi tempat empuk. Ngibul. Demi uang lahir mafia pembakar dan pengkapling hutan negara, penyelundupan termasuk xtc, manipulasi pajak, lahir diploma atau SIM atau skripsi aspal, lahir bisnis electricprods dari negara industri munafik ke negara yang alat negaranya masih biadab sebab lebih percaya penyiksaan katimbang kecerdasan otak. Dan, tak ada habisnya.

Bahwa perilaku manusia jadi "gila" uang, bukankah itu masalah manusianya, dan bukan masalah uang? Uang sendiri tidak berbuat apa-apa bukan? Justru inilah pertanyaan moral - sebagai bagian peradaban - yang perlu dikaji oleh semua orang yang beradab. Inti soalnya: kiprah peradaban (filsafat, teologi, agama) tak boleh menafikan ekonomi. Urusan agama bukan cuma Tuhan. Dalam agama, Tuhan tak bisa disebut tanpa lebih dulu menyebut manusia dengan segala ihwal-perkaranya.

Begitu pula ekonomi. Urusan pokok ekonomi antara lain membuka arahan ekonomis masa depan. Dan itu bukan melulu soal uang, saham, akumulasi rezeki dan sejenisnya. Ekonomi juga memikul tugas sospolbudhankam alias peradaban.

Manakala garis arah ke depan itu didayagunakan, ia akan melibatkan dan atau muncul dalam keputusan-keputusan politis. Akibatnya, muncul berbagai pendekatan ekonomis yang warna-warni, seabrek, dan malang melintang yang tingkahnya tergantung guru, padepokan, universitas, sirkuit dan ismenya masing-masing. Singkatnya, mekanisme pokal ekonomi ditentukan oleh mekanisme politik yang berlaku.

Jadi, keberadaaan ekonomi - baca: mekanisme ekonomi yang berujung pada globalisasi - tidak netral. Ia memihak, nyanthel pada kiblat politis tertentu. Ini berdampak luas. Tiap orang kena. Maka ekonomi yang beradab, atau pas dalam peradababan, adalah ekonomi yang sistemnya bersimpati pada masyarakat banyak.

Kenyataan, kiprah ekonomi yang nyata tidak begitu. Watak ekonomi yang amat merajalela saat ini adalah penumpukan uang. Ini diperoleh dari hasil penjualan barang niaga. Jadi, barang dagangan dan daya jual jadi kata kunci. Makin punya barang niaga yang berdaya jual kuat, Anda akan makin diperhitungkan dan memperoleh simpati. Dalam rangka macam itu, tak mengherankan jika kelestarian alam, pendidikan, pemberantasan kemiskinan, pengangguran, pelayanan kesehatan dan sejenisnya nyaris tidak masuk hitungan atau sekedar "pura-pura diperhitungkan". Sebab, mereka bukan barang niaga, sehingga tidak punya daya jual.

Padahal itu semua kebutuhan dasar. Jika suatu kebutuhan dasar tidak masuk hitungan, tentu ada faktor X , sehingga mereka tidak terlihat, atau tersembunyi dalam ekonomi. Penyebabnya: para ekonom dan atau para perancang kebijakan ekonomi kurang "awas" atau tidak bersimpati pada hal itu.

Di mana letak faxtor-X tersebut? Dalam ekonomi atau dalam tampilan kebutuhan-kebutuhan dasar itu sendiri? Di sini, ekonomi, secara sendiri, tak bisa memberi jawab. Ia butuh bantuan banyak disiplin ilmu, antara lain teologi dan filsafat, sebagai dasar dalam ilmu-ilmu peradaban. Jika ini terjadi, diharapkan suatu saat akan muncul dua jalur pendekatan dalam ekonomi dan peradaban. Yang pertama, akan muncul ekonomi yang secara peradaban bisa dipertanggung jawabkan. Inilah ekonomi yang bermoral. Yang kedua adalah ilmu peradaban - filsafat, teologi, agama - yang secara ekonomis bisa dijalankan.

Nah, inilah peradaban yang membumi!

Senin, 03 September 2007

Peran "Lawrence Of Arabia" di Balik Berdirinya Kerajaan Saudi

Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keIslaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus - menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWT ini dalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (serangan pemikiran dan kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya, Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai ‘Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari Arab Saudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim. Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, ” tulis Unger.

Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekali pun. ”

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terakdang juga agak membingungkan. Siapa pun tak kan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat—jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat—Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dunia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.

Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya—termasuk Makkah dan Madinah—kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah mengejutkan yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak mengejutkan bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namun hingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film ‘Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain:

* Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali—mantan Dekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecat dan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkan Jazera, 2005)
* Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan, 2006)
* Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992)
* History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia adalah akibat "pemberontakan" terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang kurang perannya sebagai pelindung utama bagi kekuatan Dunia Islam, wallahu a'lam.